![]() |
Penulis Siti Aisyah Mahasiswi Program Studi Guru Sekolah Dasar UNU Kalbar. (Dok. Istimewa) |
Sedikit ku ceritakan mengenai
pria hebat ini.
Pria dengan kulit coklat
keriput dan rambut yang perlahan mulai memutih.
Ia ayahku, cinta pertamaku.
Seorang pria yang sangat ku
kagumi
yang sanggup berkorban untuk
langkah hidupku.
Sosok pahlawan yang selalu
memberikan kebahagiaan.
Beribu maaf dan terimakasih
kuucapkan untukmu ayah,
meskipun aku belum bisa
mengucap kannya secara langsung.
Terima kasih sudah memberiku
kehidupan yang layak mengusahakan apapun agar kebutuhanku terpenuhi.
Maaf karena untuk masa
depanku, ayah harus rela mempertaruhkan nyawa setiap waktu.
Dan terimakasih untuk sejuta
kasih sayang yang ayah berikan, hingga aku tak pernah merasa kurang.
Jika boleh meminta kepada
tuhan aku hanya ingin meminta agar ayah terus bersamaku dan menemani setiap
prosesku,
karna aku tidak tahu akan
seberantakan apa hidupku nanti jika kau pergi.
Sehat terus ya yah, bimbing
aku agar sekuat ayah nantinya.
Untuk Ibu
Dia adalah seorang Perempuan.
Perempuan yang karnanya aku hidup di dunia.
Ia yang tangisnya kudengar hebat saat aku mulai
menghirup udara.
la yang tawanya kencang menghiburku saat aku menangis.
Iya, dia adalah perempuan yang ku sebut ibu,
yang kini rambutnya mulai tak hitam lagi,
yang sebagian tenaganya telah habis,
yang badannya mulai renta,
yang suaranya tak lagi lantang seperti dulu.
Tiada ungkapan paling indah yang bisa mendeskripsikan
peran ibu dalam hidupku. Karena semua tentang ibu sangatlah berharga didunia
ini.
Terima kasih ya, bu.
Terima kasih karna sudah merawatku hingga hari ini
dengan sangat baik,
dengan perhatianmu yang begitu hangat.
Maaf jika anakmu ini
masih sering membuatmu lelah dengan sikap-sikapnya.
Bu, sekali lagi terimakasih banyak, ya,
sudah selalu ada dan mendukungku hingga aku sampai ada
di titik ini.
Untuk ibuku yang paling terbaik, I love you bu.
Terimakasih Ayah dan Ibu
Ayah ibu terima kasih banyak ya,
banyak hal yang harus aku
syukuri,
menjadi anak perempuan yang
kalian didik, rawat dan besarkan.
Meski ketika kali pertama aku dilahirkan,
kalian juga kali pertama menjadi orang tua,
tapi kalian cukup sempurna untuk menjadi orang tua, dengan segala usaha dan upaya kalian.
Ayah ibu terima kasih karna
sudah hadir di hidupku ya.
Terima kasih untuk selalu ada
di saat aku membutuhkanmu terima kasih untuk tetap menemaniku di setiap proses
yang aku lalui.
Ibu, ingin kupamerkan pada
dunia,
bagaimana besar kasih sayangmu
kepadaku,
bagaimana lembut belaianmu di setiap
helaian rambutku.
Ayah, ingin kupamerkan juga
pada dunia,
bagaimana kerasnya ayah
berusaha,
bagaimana ayah bekerja dari
pagi hinga malam.
Sehingga rambut ayah yang dulu
hitam menjadi putih.
Ayah, ibu bagiku kalian orang
tua yang hebat.
Bagiku kalian adalah malaikat
tak bersayap yang diciptakan tuhan.
Bagiku kalian adalah berlian
meskipun orang memandangmu dengan sebelah mata.
Untuk surga ku keduanya,
terimakasih atas cinta kalian
yang tak terbatas,
kalian adalah kekuatanku dan
teladan yang hebat,
aku beruntung memiliki kalian.