Notification

×

Iklan

Iklan

Rudal untuk Tel Aviv

Minggu, 15 Juni 2025 | 07.08 WIB Last Updated 2025-06-15T00:08:26Z

Oleh: Buhori Mahasiswa Doktoral UIN Malang, Awardee BIP-LPDP Kemenag Angkatan Pertama. (Dok. Istimewa)

OPINI.CO. PONTIANAK - Sudah sekian lama,  narasi sinis dan penuh curiga terus diarahkan kepada Iran dan kelompok perlawanan Syiah, terutama dalam konteks perjuangan melawan Zionis Israel. Ketika Iran diam, mereka dianggap pengecut. Ketika Iran menyerang, mereka dituduh bersandiwara. Ketika tokoh-tokoh perlawanan Syiah gugur, mereka disebut dikorbankan. Sikap ini mencerminkan kebencian sektarian yang membutakan akal sehat dan menutup ruang objektivitas. 


Padahal, kalau boleh jujur,  realitasnya, Iran dan para sekutunya; Hizbullah di Libanon, Houti Yaman,  Kelompok perlawanan Suriah, justru menjadi aktor yang paling konsisten mendukung perjuangan Palestina secara nyata dalam melawan zionis Israel, bahkan dengan darah dan nyawa. Sementara sebagian besar negara-negara Sunni justru memilih kompromi, normalisasi, atau diam membisu. Bahkan lebih ironi, terkadang ada yang masih merendahkan perjuangan para Mujahidin di Jalur Gaza.


Jika benar-benar berdiri bersama rakyat Palestina, dalam menentang agresi Isr*el, maka konsistensi muqawamah Iran dan sekutunya semestinya diapresiasi, bukan direndahkan dengan narasi sektarian murahan.


Sektarianisme vs Perlawanan Nyata


Saya kira, sebagai bentuk sikap objektif kita dalam menilai sebuah perjuangan, kita patut memberikan penghormatan yang tinggi kepada siapapun yang dengan berani berdiri di garda terdepan melawan penjajahan Zionis, termasuk Iran dan para pejuang muqawamah dari berbagai latar, entah Sunni atau Syiah. 


Di tengah gempuran propaganda sektarian yang terus memecah belah umat, kita harus berani bersuara tegas menolak fanatisme buta. Perlawanan terhadap penjajahan adalah amanat kemanusiaan dan keimanan, ia bersifat universal, tidak bisa disekat dengan persoalan sekte dan golongan. 


Sunni-Syiah adalah isu klasik yang seringkali dimainkan untuk menghancurkan persatuan umat dan menutupi keberanian pihak-pihak yang sungguh-sungguh melawan agresi Israel. Marilah kita mulai sadar dan keluar dari propaganda usang ini.  


Secara pribadi, saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Iran, walaupun saya sadari, apresiasi saya ini tidak akan ada artinya. Apresiasi mengingat di saat sebagian penguasa Muslim memilih tunduk pada kepentingan geopolitik, Iran dan para sekutunya justru terus menunjukkan keberpihakan kepada rakyat tertindas. Ini bukan soal mazhab, bukan soal manhaj, tapi soal keberanian, soal kemanusiaan, tentang komitmen, dan keberpihakan terhadap kebenaran.


Sebagai bentuk apresiasi saya atas perjuangan dan perlawanan nyata dari saudara-saudara ku yang di Iran, dan di wilayah lain, dalam "menghantam" zionis Israel, izinkan saya menuliskan slogan yang sering digunakan oleh mereka sebagai simbol perlawanan terhadap kezaliman;


 "Labbaik ya Husain"....


*) Kolom opini.co menerima tulisan opini atau karya sastra untuk umum. Panjang naskah opini minimal 500 kata maksimal 750 kata.

*) Sertakan: riwayat hidup singkat, nama akun medsos, beserta foto cakep, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*)Naskah dikirim ke alamat e-mail soearamedianasional@gmail.com.

*)Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co.

*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co.
×
Berita Terbaru Update