![]() |
Mulan Akmalia Maksum Putri Mahasiswa Universitas Jember. (Dok. Ybs) |
Akar
dari permasalahan ini adalah mahasiswa sering kali tidak bisa menentukan
prioritas. Semuanya di ikuti tanpa mengetahui tujuan mengikuti kegiatan tersebut
sebenarnya apa. Mahasiswa sering kali menganggap bahwa menjadi sibuk adalah
sesuatu yang keren, Organisasi, Lomba, Kepanitiaan merupakan hal yang bisa
dibanggakan, bisa di upload di sosial media, dengan itu mahasiswa mendapat
Apresiasi, Panggung, dan Validasi, rasanya keren kalau bisa aktif dan sibuk
sana sini. Sementara kuliah, Tugas numpuk namun tidak ada yang memuji, ujian
selesai tapi tidak ada apresiasi, Nilai bagus juga kadang tidak cukup karena
semua hal itu tidak ada yang menyoroti.
Namun,
kenyataannya Kuliah adalah tanggung jawab utama seorang mahasiswa, bukan hanya
kegiatan. Sementara organisasi adalah ruang belajar tambahan untuk mahasiswa.
Hal ini bukan berarti kita sebagai mahasiswa yang baik harus meninggalkan
organisasi, namun esensi dari menjadi mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang
paham akan kapasitas dirinya, yang bisa menentukan prioritas, yang bisa membagi
waktu.
Mahasiswa
bisa tetap menjadi mahasiswa yang aktif belajar maupun organisasi dengan menyusun
jadwal yang realistis tidak idealis, Mendahulukan hal yang berdampak, dan
menyisihkan waktu untuk beristirahat agar tidak menjadi Toxic Productivity.
Aktif di Organisasi dan lain-lain memanglah keren namun lebih keren lagi jika
menjadi mahasiswa yang waras, sehat mental, sehat jasmani dan rohani namun
tetap berdampak. Yang perlu di ingat adalah jangan hanya sibuk tapi pastikan
kita tau arah dan tujuannya mau kemana.