Notification

×

Iklan

Iklan

Delegasi Austria Pelajari Model Kerukunan Indonesia Lewat Program Indonesian Interfaith Scholarship

Rabu, 12 November 2025 | 21.21 WIB Last Updated 2025-11-12T14:21:48Z

Foto: Istimewa
OPINI.CO. JAKARTA - Indonesia kembali menjadi sorotan dunia melalui pelaksanaan Indonesian Interfaith Scholarship (IIS) 2025, sebuah program yang memperkenalkan praktik kehidupan lintas iman kepada sepuluh tokoh agama dan kebudayaan asal Austria. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI, berlangsung 12–20 November 2025 di Jakarta, Jawa Barat, Semarang, Yogyakarta, dan Bali.


Kegiatan ini mengusung tema Harmonizing Culture and Religion in Indonesia, dengan melibatkan para pemimpin komunitas Islam, Kristen, dan Buddhis Austria, akademisi, jurnalis, serta aktivis lintas iman. Mereka akan mempelajari langsung bagaimana masyarakat Indonesia menjaga harmoni di tengah keberagaman agama dan budaya.


Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Prof Dr Phil Kamaruddin Amin MA, menyampaikan bahwa Indonesia ingin berbagi pengalaman dalam mengelola keragaman kepada dunia. “Indonesia adalah bukti bahwa perbedaan tidak harus menjadi sumber perpecahan. Kita ingin memperlihatkan bagaimana moderasi beragama menjadi kekuatan dalam membangun kedamaian,” ujarnya saat menyambut para delegasi di Jakarta.


Sementara itu, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama, Muhammad Adib Abdushomad MAg MEd PhD, menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk diplomasi perdamaian yang menegaskan posisi Indonesia sebagai laboratorium kerukunan dunia. “Melalui IIS, kita ingin menunjukkan bahwa harmoni di Indonesia bukan kebetulan, tetapi hasil dari dialog, kearifan lokal, dan nilai-nilai kemanusiaan yang dijaga bersama,” kata Gus Adib.


Para peserta IIS akan mengikuti serangkaian kunjungan ke rumah ibadah, lembaga keagamaan, dan komunitas lintas iman. Salah satunya ke Desa Sadar Kerukunan Pabuaran di Bogor, Jawa Barat, yang dikenal sebagai contoh hidup toleransi antarwarga. Mereka juga akan berkunjung ke Masjid Istiqlal, Katedral Jakarta, Pesantren Bumi Cendekia Yogyakarta, serta Pura Besakih dan Puja Mandala di Bali, yang menjadi simbol harmoni keagamaan di Indonesia.


Salah satu delegasi, Gerhard Weissgrab, Presiden Masyarakat Buddhis Austria, mengaku antusias menyambut kesempatan ini. “Kami datang untuk belajar langsung bagaimana Indonesia mengelola keragaman dengan damai. Ini pengalaman berharga bagi kami,” tuturnya.


Program Indonesian Interfaith Scholarship 2025 diharapkan menjadi jembatan pemahaman antarbangsa, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat inspirasi kerukunan dan perdamaian global.

×
Berita Terbaru Update