Notification

×

Iklan

Iklan

Luncurkan Aplikasi SiRukun, Kemenag Tegaskan Komitmen Jaga Harmoni Umat Beragama

Senin, 29 September 2025 | 12.57 WIB Last Updated 2025-09-29T06:54:24Z

Foto: Istimewa
OPINI.CO. JAKARTAKementerian Agama Republik Indonesia akan meluncurkan aplikasi SiRukun (Sistem Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan) pada Senin, 29 September 2025. Kehadiran aplikasi ini menjadi langkah inovatif berbasis digital untuk memperkuat ekosistem kerukunan umat beragama sekaligus mencegah potensi konflik sejak tahap awal.


Peluncuran akan digelar secara hibrida, dengan sebagian peserta hadir langsung di Jakarta dan ratusan lainnya mengikuti secara daring melalui Zoom. Acara ini akan dihadiri pejabat pusat, kepala kantor wilayah Kementerian Agama se-Indonesia, ketua tim kerukunan, serta penyuluh lintas agama yang nantinya menjadi garda terdepan dalam penggunaan sistem tersebut.


Acara akan dibuka secara resmi oleh Menteri Agama Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., dan dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A., yang dijadwalkan menyampaikan sambutan mewakili jajaran Sekretariat Jenderal. Keduanya akan menekankan pentingnya deteksi dini sebagai fondasi dalam menjaga stabilitas kehidupan beragama di Indonesia.


Momentum peluncuran ini menjadi penegasan bahwa kerukunan tidak lahir dengan sendirinya, melainkan hasil dari upaya kolektif yang harus dijaga secara berkesinambungan. Melalui SiRukun, Kemenag ingin membangun sistem yang mampu membaca tanda-tanda awal potensi konflik sehingga gesekan sosial dapat dicegah sebelum berkembang menjadi persoalan serius.


SiRukun dirancang sebagai radar sosial yang mengintegrasikan pemantauan keresahan masyarakat, dinamika ruang publik, hingga pelaporan langsung dari masyarakat dan penyuluh agama. Sistem ini bertumpu pada tiga pilar utama: pencegahan dini melalui penguatan toleransi, deteksi dini terhadap gejala konflik, serta respon cepat yang proporsional dan berkeadilan. Setiap laporan akan melalui proses verifikasi berlapis untuk memastikan kebenaran informasi dan mencegah penyebaran hoaks.


Selain menghadirkan solusi digital, Kemenag juga menekankan pentingnya kolaborasi. Seluruh unit eselon I, termasuk berbagai direktorat jenderal bimbingan masyarakat agama, akan dilibatkan dalam pelaksanaan sistem ini. Dukungan internal akan diperkuat dengan kerja sama lintas kementerian dan aparat keamanan demi menjamin efektivitas implementasi.


Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama, Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., dalam wawancara menjelang peluncuran menegaskan bahwa SiRukun dirancang menjadi platform yang responsif terhadap potensi konflik.


“Aplikasi ini dirancang untuk bekerja seperti radar sosial yang memberi peringatan dini. Begitu ada laporan keresahan, sistem akan menyalurkan informasi tersebut secara cepat kepada tim yang berwenang agar bisa direspons tepat waktu. Dengan cara ini, potensi konflik tidak akan berkembang menjadi kerusuhan terbuka,” ungkapnya.


Menurut Gus Adib, aplikasi ini juga akan memperkuat peran penyuluh agama di lapangan. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai pendamping umat, tetapi juga sebagai penghubung penting agar laporan masyarakat segera masuk ke dalam sistem. Sinergi antara teknologi dan jejaring sosial yang sudah terbangun di masyarakat diharapkan menjadi kunci efektivitas SiRukun.


Kehadiran aplikasi ini diharapkan menjadi warisan digital bangsa dalam merawat harmoni sosial. Bagi pemerintah, SiRukun akan berfungsi sebagai instrumen pemantauan real time untuk pengambilan kebijakan. Bagi daerah, ia menjadi panduan praktis pencegahan konflik. Bagi penyuluh, sebagai sarana validasi dan tindak lanjut laporan. Dan bagi masyarakat, sebagai ruang pelaporan sekaligus jaminan atas kerukunan.


Dengan peluncuran ini, Kemenag menegaskan komitmennya untuk memastikan setiap potensi konflik keagamaan dapat ditangani dengan cepat, cerdas, dan berkeadilan. Lebih jauh, SiRukun diharapkan memperkokoh kerukunan umat beragama sebagai pilar utama pembangunan nasional.

×
Berita Terbaru Update