![]() |
Muhammad Nafi'i Direktur Eksekutif PARWA Institute. (Dok. Ist) |
Langkah tersebut tentunya diapresiasi sebagai agenda serius
Presiden dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menuju Indonesia Emas
2045. Namun, dalam rentang waktu yang sangat dekat, tepatnya pada 7 Mei 2025,
publik dikejutkan dengan kedatangan Bill Gates, pendiri Gates Foundation, ke
Indonesia. Kunjungan ini disebut-sebut untuk meninjau program prioritas
Presiden Prabowo, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun informasi tambahan
yang beredar menimbulkan kekhawatiran baru.
Muhammad Nafi'i Direktur Eksekutif dari PARWA Institute,
menyuarakan kritik tajam terkait kunjungan tersebut. Menurutnya, ada indikasi
ancaman terselubung yang dapat memengaruhi arah kebijakan strategis nasional.
Salah satunya adalah pernyataan bahwa Indonesia direncanakan menjadi Negara uji
coba vaksin Tuberkulosis (TBC) yang tengah dikembangkan oleh pihak Gates
Foundation. Di sisi lain, diketahui bahwa lembaga filantropi ini memberikan
hibah sebesar USD 159 juta (sekitar Rp 2,6 triliun) kepada Indonesia, dengan
alokasi terbesar sekitar USD 119 juta mengalir ke sektor kesehatan.
Pertanyaan kritis kemudian muncul: Apakah prioritas
pembangunan SDM Indonesia akan terganggu oleh agenda kesehatan yang belum tentu
sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045? Apakah dukungan dana filantropi
internasional berpotensi mengintervensi Presiden Prabowo Subianto mengenai
Indonesia direncanakan target Uji Coba Vaksin Tuberkulosis (TBC)?
Muhammad Nafi'i menegaskan, “Regenerasi Emas 2045 adalah
kami generasi muda hari ini. Maka sangat penting memastikan bahwa sektor
pendidikan dan kesehatan tidak berjalan secara parsial, apalagi dikompromikan
dengan agenda luar yang belum tentu transparan dan akuntabel.”
Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Sejarah menunjukkan
bahwa negara-negara berkembang kerap dijadikan medan eksperimen teknologi medis
dengan alasan kemitraan strategis. Maka dari itu, transparansi, evaluasi
independen, dan partisipasi publik dalam kebijakan uji klinis vaksin harus
menjadi syarat mutlak. Jika tidak, maka investasi besar di sektor pendidikan
akan menjadi sia-sia apabila kualitas kesehatan generasi mudanya justru
dipertaruhkan.
Sebagai penutup, Muhammad Nafi'i Direktur Eksekutif PARWA
INSTITUTE menyampaikan agar Presiden RI mempertimbangkan ulang rencana
menjadikan Indonesia sebagai Negara uji coba vaksin TBC. Menurutnya,
keberhasilan Generasi Emas Indonesia hanya akan terwujud bila pendidikan dan
kesehatan berhubungan erat yang mesti dikelola jalan kebijakannya dengan
prinsip atas kepentingan kedaulatan bersama, etika, keberlanjutan nasional Visi Indonesia Emas
2045.