Notification

×

Iklan

Iklan

Kedatangan Bill Gates di Indonesia: Ancaman Terselubung terhadap Agenda Generasi Emas Indonesia 2045?

Kamis, 08 Mei 2025 | 11.28 WIB Last Updated 2025-05-08T04:38:40Z

Muhammad Nafi'i Direktur Eksekutif PARWA Institute. (Dok. Ist)
OPINI.CO. JAKARTA - Pada momentum halal bihalal Purnawirawan TNI AD yang diselenggarakan pada 6 Mei 2025 di Balai Kartini, Jakarta. Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto turut hadir pada acara tersebut, ditengah sambutannya memberikan pernyataan penting yang memantik perhatian publik. Dalam sambutan penutupnya, beliau mengumumkan rencana pembangunan 100 sekolah berasrama setara perguruan tinggi setiap tahunnya, yang ditargetkan mulai terealisasi pada Juli 2025. Inisiatif ini diposisikan sebagai langkah strategis dalam mempermudah akses pendidikan tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi.

 

Langkah tersebut tentunya diapresiasi sebagai agenda serius Presiden dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menuju Indonesia Emas 2045. Namun, dalam rentang waktu yang sangat dekat, tepatnya pada 7 Mei 2025, publik dikejutkan dengan kedatangan Bill Gates, pendiri Gates Foundation, ke Indonesia. Kunjungan ini disebut-sebut untuk meninjau program prioritas Presiden Prabowo, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun informasi tambahan yang beredar menimbulkan kekhawatiran baru.

 

Muhammad Nafi'i Direktur Eksekutif dari PARWA Institute, menyuarakan kritik tajam terkait kunjungan tersebut. Menurutnya, ada indikasi ancaman terselubung yang dapat memengaruhi arah kebijakan strategis nasional. Salah satunya adalah pernyataan bahwa Indonesia direncanakan menjadi Negara uji coba vaksin Tuberkulosis (TBC) yang tengah dikembangkan oleh pihak Gates Foundation. Di sisi lain, diketahui bahwa lembaga filantropi ini memberikan hibah sebesar USD 159 juta (sekitar Rp 2,6 triliun) kepada Indonesia, dengan alokasi terbesar sekitar USD 119 juta mengalir ke sektor kesehatan.

 

Pertanyaan kritis kemudian muncul: Apakah prioritas pembangunan SDM Indonesia akan terganggu oleh agenda kesehatan yang belum tentu sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045? Apakah dukungan dana filantropi internasional berpotensi mengintervensi Presiden Prabowo Subianto mengenai Indonesia direncanakan target Uji Coba Vaksin Tuberkulosis (TBC)?

 

Muhammad Nafi'i menegaskan, “Regenerasi Emas 2045 adalah kami generasi muda hari ini. Maka sangat penting memastikan bahwa sektor pendidikan dan kesehatan tidak berjalan secara parsial, apalagi dikompromikan dengan agenda luar yang belum tentu transparan dan akuntabel.”

 

Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Sejarah menunjukkan bahwa negara-negara berkembang kerap dijadikan medan eksperimen teknologi medis dengan alasan kemitraan strategis. Maka dari itu, transparansi, evaluasi independen, dan partisipasi publik dalam kebijakan uji klinis vaksin harus menjadi syarat mutlak. Jika tidak, maka investasi besar di sektor pendidikan akan menjadi sia-sia apabila kualitas kesehatan generasi mudanya justru dipertaruhkan.

 

Sebagai penutup, Muhammad Nafi'i Direktur Eksekutif PARWA INSTITUTE menyampaikan agar Presiden RI mempertimbangkan ulang rencana menjadikan Indonesia sebagai Negara uji coba vaksin TBC. Menurutnya, keberhasilan Generasi Emas Indonesia hanya akan terwujud bila pendidikan dan kesehatan berhubungan erat yang mesti dikelola jalan kebijakannya dengan prinsip atas kepentingan kedaulatan bersama, etika,  keberlanjutan nasional Visi Indonesia Emas 2045.

 

×
Berita Terbaru Update