Notification

×

Iklan

Iklan

Mahasiswa sebagai Agen Transformasi Digital dalam Revolusi Pendidikan Global

Rabu, 03 Desember 2025 | 14.52 WIB Last Updated 2025-12-03T07:56:12Z

Mia Kultsum Safitri Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta. (Foto: Dokpri)
OPINI.CO.SURAKARTA - Di era ini, mahasiswa selalu dituntun untuk paham akan adanya digitalisasi di era society 4.0. Dalam perkuliahan pun, mahasiswa dan dosen seringkali melakukan perkuliahannya dengan cara yang mudah dan fleksibel dengan adanya teknologi yang selalu mendukung dalam perkuliahan ini. Hal ini pun mendukung perkembangan pendidikan yang semakin maju pesat dengan adanya teknologi yang terus menerus melakukan pembaharuan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif agar aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki semangat religiositas, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, emosional, budi pekerti, serta keterampilan yang diperlukan diri dan masyarakat. Tujuan pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 yaitu untuk menciptakan kemampuan peserta didik supaya menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara demokratis dan bertanggung jawab. 

 

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan, maka dibutuhkan SDM yang berkualitas, baik dalam soft maupun hard skillnya, juga yang memahami teknologi. Mengingat saat ini memasuki abad ke-21, dimana pendidikan harus berbasis ICT atau digital dengan pembelajaran yang sering disebut 4C. Digital berasal dari bahasa Yunani yaitu Digitus yang berarti jari jemari. Biasanya ini mengacu terhadap sesuatu yang menggunakan angka, terutama bilangan biner. Bahasa biner merupakan jantung dari adanya komunikasi digital, menggunakan bilangan 1 dan 0, diatur dalam kode yang berbeda untuk memudahkan pertukaran informasi. Perkembangan teknologi yang hadir dengan sistem digital ini telah memicu garis komunikasi baru, informasi teknik manipulasi, dan peralatan komunikasi yang sudah ada sebelumnya. Teknologi digital merupakan teknologi yang tidak lagi menggunakan tenaga manusia, tetapi cenderung pada sistem pengoperasian yang otomatis dengan sistem atau format komputerisasi yang dapat dideteksi oleh komputer. Teknologi digital pada dasarnya memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan atau internet. Semua ini dapat ditemukan pada teknologi yang sudah berkembang di era digital sekarang ini. Era digital merupakan sebuah istilah yang digunakan dalam kemunculan teknologi digital, terkhususnya jaringan internet pada teknologi informasi dalam komputer. Ini merupakan sebuah masa semua umat manusia dapat saling berkomunikasi sedekat mungkin walaupun saling berjauhan. 

 

Teknologi informasi dan komunikasi pun telah berkembang seiring dengan adanya globalisasi terus menerus, sehingga ini membuat interaksi dan penyampaian informasi dapat berlangsung dengan cepat. Pengaruh globalisasi ini dapat berdampak positif dan negatif pada suatu negara. Persaingan yang terjadi di era ini dapat menumbuhkan kompetisi antarbangsa sehingga menuntut adanya pengembangan pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Bagi negara Indonesia, ini menjadi sebuah tantangan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan digital merupakan sebuah konsep dalam memberikan pelajaran kepada peserta didik menggunakan media multimedia seperti komputer/notebook, smartphone, video, audio, maupun visual. 

 

Pendidikan di era digital menjadi isu yang banyak diperbincangkan termasuk di negara Indonesia. Pendidikan saat ini yang menggunakan teknologi menjadi media yang sangat cocok dengan kebutuhan pendidikan pada abad ini. Kita semua sudah merasakan betapa besar peran teknologi dalam pembelajaran di sekolah maupun perkuliahan sampai saat ini. Dengan adanya teknologi dalam bidang pendidikan, pengajar maupun pelajar di dunia pendidikan merasa terbantu sekali dikarenakan materi yang mereka buat bisa menjadi unik dan menarik sehingga bisa menarik minat pelajar dalam belajar, dan juga menjadi fleksibel karena materi tersebut bisa kita pelajari kembali saat kelas telah usai dan kita masih perlu mempelajari materi tersebut secara mandiri, dengan cara pengajar memberikan bahan materi yang sudah dibuat dan pelajar mempelajari kembali secara mandiri dengan tempat dan cara belajar masing-masing individu.

 

Kementerian pendidikan pun sudah mulai membuat e-learning untuk memudahkan pengajar maupun pelajar mengaksesnya. Sama seperti di kampus kita masing-masing yang sudah menyediakan akun perkuliahan dari awal sampai selesai perkuliahan nantinya. Model pembelajaran yang dilaksanakan di era digital ini memiliki perbedaan dibandingkan model secara komvensional. Beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di era digital saat ini:


1.     Blended learning, merupakan sebuah metode yang memudahkan pembelajaran dengan menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, gaya pembelajaran, dan juga memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang-orang yang mendapat pengajaran. Metode ini juga merupakan sebuah kombinasi antara pengajaran offline maupun online, dikarenakan ini merupakan sebuah elemen dalam interaksi sosial. Keuntungan dalam menggunakan metode ini menurut PT. Sevima (dalam Azis, 2019) ialah sebagai berikut:


a.     Adanya interaksi antara pengajar dan mahasiswa.


b.     Pengajaran bisa dilaksanakan secara online ataupun offline (tatap muka atau face to face).



2.     Distant learning, merupakan sebuah metode pembalajaran jarak jauh yang sudah ada sejak tahun 1883. Seiring berjalannya waktu, metode ini pun justru semakin berkembang dari tahun ke tahun. Metode ini merupakan sebuah bentuk konsekuensi logis dikarenakan adanya keterpisahan antara  waktu dan jarak antara pengajar maupun pelajar. Pelaksanaan pendidikan jarak jauh pun sudah diatur dalam UU RI No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh (PJJ) merupakan sebuah proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara jarak jauh melalui penggunaan media komunikasi. Kemudian ada juga pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 24 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan pendidikan jarak jauh pada pendidikan tinggi yang ada pada pasal 2 ayat 1 dan 2 mencakup: berfungsi sebagai bentuk pendidikan peserta didik yang tidak dapat mengikuti pendidikan tatap muka tanpa mengurangi kualitas pendidikan, kemudian pendidikan jarak jauh bertujuan untuk meningkatkan perluasan dan pemerataan akses terhadap pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan.


c. Mobile learning (M-Learning), merupakan sebuah metode yang memanfaatkan sambungan nirkabel atau smartphone dalam suatu pembelajaran. Metode ini memberikan kemudahan kepada siapa saja agar bisa mengakses informasi dan materi pembelajaran dari mana saja dan kapan saja dengan mudah. Dalam hal ini, media yang digunakan pun beragam, selain smartphone, terdapat media lainnya seperti tablet PC, telepon seluler, laptop, dan lainnya. Dengan metode ini, pengguna dapat mengakses konten tentang pendidikan secara meluas dapt dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa adanya ruang dan waktu.


d.   Virtual learning environment (VLE) merupakan sebuah web/platform untuk pembelajaran dalam aspek digital yang sering digunakan oleh berbagai institusi pendidikan. Lingkungan pembelajaran virtual menawarkan sistem pembelajaran dengan berbagai komponen, dengan menambahkan keuntungan dari pembelajaran berbasis komputer dan ruang pengajaran. Dalam metode virtual, bahan-bahan yang tersedia dalam bentuk bantuan komputer program pembelajaran, catatan kuliah, khusus selfassesment modul.  

 

Pendidikan mengalami transformasi yang siginifikan seiring dengan kemajuan teknologi di era digital. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi cara kita dalam belajar, namun juga memberikan tantang dan peluang baru dalam proses pendidikan. Digitalisasi memberikan aksebilitas yang lebih besar terhadap  informasi juga materi pembelajaran. Fleksibilitas waktu belajar juga menjadi memungkinkan pembelajaran berdasarkan kecepatan dan gaya belajar masingmasing individu. Teknologi memberikan platform untuk pembelajaran interaktif melalui aplikasi edukasi, simulasi, dan permainan untuk pendidikan. Hal ini tidak hanya membuat pembelajaran menjadi lebih menarik tetapi juga memfasilitasi pemahaman konsep-konsep yang sulit melalui pendekatan konvensional. Kemajuan teknologi juga memungkinkan adanya kolaborasi yang lebih baik antara pengajar dan pelajar karena adanya platform tempat diskusi, pertukaran ide, dan proyek kolaboratif, sehingga menciptakan lingkungan yang dimana pelajar dapat belajar satu sama lain dan dapat mengembangkan keterampilan sosial mereka. Selain itu, teknologi juga membuat pendidikan mulai mengandalkan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pelaksanaannya. Ini dapat membuka pintu untuk personalisasi dalam pembelajaran. AI dapat melacak kemajuan pelajar secara individual dan juga bisa memberikan rekomendasi yang disesuaikan, hingga memungkinkan pendekatan yang lebih terfokus dan efektif. 

 

Dalam hal ini, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu memastikan infrastruktur teknologi yang memadai untuk mendukung pembelajaran digital. Akses internet yang cepat dan perangkat yang memadai menjadi dasar untuk kesuksesan transformasi digital ini. Transformasi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan global. Mahasiswa, sebagai bagian dari generasi muda yang adaptif terhadap teknologi, memiliki peran penting sebagai agen perubahan dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan era digital. Berbagai metode pembelajaran seperti blended learning, distance learning, mobile learning, hingga virtual learning environment merupakan contoh nyata dari integrasi teknologi dalam pendidikan. Melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang tepat, proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel, menarik, dan inklusif. Tidak hanya meningkatkan akses terhadap pendidikan, digitalisasi juga mendorong personalisasi pembelajaran dan kolaborasi yang lebih luas antara pengajar dan pelajar.

 

Sebagai penutup, transformasi digital dalam pendidikan bukanlah pilihan, melainkan sebuah kebutuhan yang harus direspon dengan kesiapan sumber daya manusia, terutama mahasiswa. Dengan bekal literasi digital, kreativitas, serta semangat kolaboratif, mahasiswa mampu menjadi garda terdepan dalam menciptakan pendidikan yang relevan, berkualitas, dan berdaya saing global. Maka dari itu, sinergi antara mahasiswa, pemerintah, dan lembaga pendidikan sangat penting dalam mewujudkan revolusi pendidikan yang berkelanjutan di era digital ini.  

×
Berita Terbaru Update