Notification

×

Iklan

Iklan

Ketua MWC NU Sungai Raya Ajak Warga Jaga Kondusivitas Pasca Keputusan Bahtsul Masail Soal Tarekat al-Mukmin

Kamis, 10 Juli 2025 | 09.26 WIB Last Updated 2025-07-10T02:26:13Z

KH. Abdul Kholiq Siroj, M.Pd. Ketua Tanfidziah MWC NU Sungai Raya. (Dok. Istimewa) 
OPINI.CO, KUBU RAYA – Ketua Tanfidziah MWC NU Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, KH. Abdul Kholiq Siroj, M.Pd., mengajak masyarakat, khususnya kaum muslimin agar tetap menjaga suasana kondusif dan tidak mudah terprovokasi menyusul keluarnya keputusan Bahtsul Masail ke-V LBMNU Sungai Raya yang menyatakan penyimpangan pada sebagian ajaran Tarekat al-Mukmin.


Ajakan ini disampaikan KH. Abdul Kholiq sebagai bentuk tanggung jawab moral dan sosial MWC NU dalam menjaga ketertiban di tengah masyarakat.  


"Forum Bahtsul Masail ini adalah agenda rutin yang kami selenggarakan secara ilmiah dan terbuka. Jangan sampai hasilnya disalahpahami. Kita harus tetap menjaga ukhuwah dan jangan bertindak di luar koridor hukum," tegasnya saat dikonfirmasi opini.co, Rabu (9/7/2025).


Sebelumnya diberitakan bahwa Bahtsul Masail ke-V tersebut diselenggarakan oleh LBMNU Sungai Raya bertempat di Pondok Pesantren Darul Ulum Sungai Raya pada Sabtu (5/7/2025), dan menghadirkan peserta dari berbagai daerah. Tak hanya dari internal Sungai Raya, forum juga dihadiri delegasi dari seluruh LBMNU kabupaten/kota se-Kalimantan Barat serta perwakilan alumni pondok pesantren.


Salah satu isu yang menjadi perhatian adalah keberadaan Tarekat al-Mukmin yang berada di wilayah Sungai Raya. Forum ini mengkaji sejumlah aspek penting terkait ajaran dan praktik tarekat tersebut, serta menghadirkan dan menelaah sekitar delapan kitab rujukan tarekat al-Mukmin, seperti Risalah Kalam dan Risalah Majid al-Malik, dan rujukan internal lainnya sebagai karya sang mursyid. Tak hanya itu, panitia juga menghadirkan seorang saksi ahli yang merupakan mantan anggota senior dari tarekat tersebut untuk memberikan penjelasan berdasarkan pengalaman langsung.


Meski forum tersebut menghasilkan keputusan keagamaan dan membuktikan adanya penyimpangan, KH. Abdul Kholiq mengingatkan agar masyarakat tidak menjadikannya sebagai pembenaran untuk melakukan tindakan sepihak. 


"Kami tegaskan, keputusan ini bukan alat untuk menghakimi atau menyerang. Ini adalah respons ilmiah terhadap pertanyaan umat. Mari kita sikapi dengan dewasa dan tetap dalam bingkai persaudaraan sesama muslim," ujarnya.


KH. Abdul Kholiq juga mengajak semua pihak untuk terus merawat nilai-nilai persatuan di tengah perbedaan.


"Perbedaan pandangan itu wajar dalam tubuh umat Islam. Tapi jangan jadikan itu alasan untuk saling bermusuhan. Kita semua bersaudara dalam iman," pungkasnya.


Sebagai informasi, Bahtsul Masail merupakan tradisi intelektual khas NU yang menjadi ruang dialog ulama untuk membahas berbagai isu aktual yang berkembang di masyarakat. Forum ini juga menjadi bagian dari upaya NU untuk terus hadir sebagai penuntun umat di tengah kompleksitas zaman.

×
Berita Terbaru Update