OPINI.CO. PONTIANAK - Pengurus Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) Kalimantan Barat mengadakan rapat koordinasi pada Senin malam, 12 Mei 2025, pukul 19.30 WIB, bertempat di Balai Budaya Madura, Jl. Selat Panjang, Pontianak. Rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil rekomendasi raker di Hotel Harris, dua minggu lalu.Rapat Perencanaan Majelis Tera' Bulan Ikatan Keluarga Besar Madura. (Dol. Istimewa)
Rapat dihari oleh sejumlah pengurus, pelaku budaya dan kesenian, serta beberpa tokoh daei beragai kabupaten/kota. Dalam sambutannya, Wakil Ketua IKBM Kalbar H. Muhammad Fauzi menyampaikan bahwa rapat dilakukan untuk membahas persiapan kegiatan Majelis Tèra’ Bulàn, sebuah program bulanan untuk melestarikan dan menghidupkan tradisi Madura di Kalimantan Barat.
"Adanya Majelis Tèra’ Bulàn bukan sekadar acara seremonial, tapi ruang edukasi agar generasi muda Madura di perantauan tetap bangga dengan akar budayanya. Program ini juga diharapkan menjadi jembatan silaturahmi antarwarga Madura dan masyarakat Kalbar secara luas serta menjadi wadah melestarikan kesenian dan budaya warga Madura."
Acara tersebut kemudian dipandu oleh Subro, sebelum dimulai, ia memberikan pengantar mengenai filosofis Majelis Tèra' Bulàn kepada peserta rapat. Bahwa, kata tersebut (tèra' bulàn) memiliki makna sinar bulan, biasanya di pertengahan bulan purnama sekitar tanggal 15 dalam kalender hijriyah, atau orang Madura menyebutnya pananggalan Madura, adalah momentum istemewa bagi masyarakat Madura zaman dulu yang dimanfaatkan untuk apol-kompol (berkumpul), baik dengan sesama keluarga atau tetangga sekitar.
Dahulu, tradisi ini berlangsung di halaman rumah (taneyan) dengan beralas tikar yang terbuat dari anyaman daun siwalan. Biasanya para orang tua dan anak-anak berkumpul, baik laki–laki maupun perempuan, sambil bersenda gurau di sela-sela percakapan tentang pengalaman hidup sehari-hari. Para orangtua bercengkrama dengan sebayanya, sementara anak-anak bermain petak umpet, salodur dan permainan lainnya di halaman dengan bergembira.
"Tradisi apol-kompol di bawah tera’ bulàn inilah seringkali dijadikan momen atau media untuk merawat dan mewariskan berbagai kearifan lokal peninggalan nenek moyang kita kepada anak-anak sebagai generasi penerus kebudayaan Madura" tutur budayawan Madura Kalbar itu.
Diskusi mengenai poin-poin pembahasan cukup alot. Peserta bergantian memberikan pendapat mengenai format acara Majelis Tèra' Bulàn ke depannya. Sehingga pada pertemuan tersebut menghasilkan kesimpulan: kegiatan dilakukan setiap malam tanggal 15 kalender Hijriah, bertempat di Balai Budaya Madura Selat Panjang. Acara akan dikemas selama dua jam mulai dari pukul 20.00.
Sementara itu penanggung jawab dan jenis acaranya Majelis Tèra' Bulàn dipasrahkan kepada pengurus bidang kesenian dan budaya. Artinya dapat diisi dengan: syair Madura, tari, kajian, musik, sanggar, sandur, dan kesenian Madura lainnya. Acara kemudian ditutup dengan doa oleh H. Imron, dan foto bersama.