![]() |
Najla Salsabila Nasution Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. (Dok. Najla) |
1. Sadari: Nggak Harus Cepat, yang Penting Tepat
Zaman sekarang, cepat bukan segalanya. Kadang, kita butuh slow down biar bisa denger suara hati sendiri. Minat itu bisa tumbuh seiring waktu, dan kamu nggak harus buru-buru "mengunci diri" di satu pilihan. Ingat! Proses eksplorasi juga bagian dari perjalananmu.
2. Kenali Diri Lewat Eksperimen Kecil
Suka banyak hal? Coba satu per satu lewat project mini atau partisipasi di komunitas.
Misalnya:
- Suka desain? Coba jadi admin desain volunteer.
- Suka ngomong? Gabung di organisasi atau ikut lomba public speaking.
- Suka nulis? Ikut tantangan menulis atau kirim artikel ke media.
Dari situ kamu bisa mulai ngerasain: mana yang bikin kamu betah lama-lama? Mana yang cuma suka di awal?
3. Gunakan Tes Minat Karier (tapi Jangan Dijadikan Patokan Mutlak)
Tes minat seperti MBTI, Holland Code, atau Strong Interest Inventory bisa bantu kamu ngelihat kecenderungan. Tapi jangan sampai hasilnya bikin kamu ngerasa “terpaksa cocok,” ya. Gunakan sebagai panduan, bukan hukuman. Tetap balik ke: apa yang bikin kamu semangat bangun pagi?
4. Revisi dan Fleksibel: Minat Itu Dinamis
Hari ini kamu suka nulis, besok mungkin suka bikin video. Dan itu valid!
Kamu nggak harus jadi “satu hal” aja seumur hidup. Banyak kok orang sukses yang pivot (ganti jalur) beberapa kali dalam hidupnya.
5. Fokus Pada Proses, Bukan Label
Kadang kita terlalu sibuk nyari “judul”: anak desain, anak komunikasi, anak psikologi. Padahal yang lebih penting: apa yang sedang kamu pelajari dan kembangkan sekarang?
Label itu bisa berubah, tapi skill dan pengalamanmu akan terus bertumbuh.
Kamu Nggak Aneh, Kamu Unik!
Kalau kamu merasa “serba bisa" tapi nggak tahu arah, itu bukan kekurangan. Justru kamu punya banyak potensi yang tinggal diasah dan dipilih dengan sadar.
Jangan buru-buru. Nikmati proses.
Dan ingat! Multitalenta bukan berarti kamu harus pilih satu, tapi belajar menyatukan semuanya jadi versi terbaik dirimu.