![]() |
| Foto bersama usai kegiatan seminar. (Dok. Istimewa) |
Seminar tersebut menjadi wadah refleksi bagi para kader GMNI
dan peserta untuk memperkuat nilai-nilai nasionalisme, religiusitas,
kesadaran hukum, dan tanggung jawab sosial di kalangan pemuda.
Dalam kesempatan itu, KH. Thoriq bin Ziyad, salah
satu narasumber yang juga dikenal sebagai Inisiator Hari Santri Nasional,
menekankan pentingnya keterkaitan antara semangat santri dan perjuangan
kebangsaan.
"Kami mengajak generasi muda meneladani peran santri
sebagai penjaga moral dan pemersatu bangsa. Nasionalisme dan nilai-nilai
keagamaan harus berjalan beriringan," tuturnya.
Sementara itu, KRA. Dwi Indrotito Cahyono, S.H., M.M.,
Presiden Direktur Kantor Hukum Yustitia Indonesia, menyoroti pentingnya
kesadaran hukum dan tanggung jawab sosial di kalangan pemuda.
"Kesadaran hukum dan tanggung jawab sosial di kalangan
pemuda sangat penting. Perubahan sosial hanya mungkin terjadi jika generasi
muda berani berpikir kritis dan bertindak nyata. Pemuda dan santri hari ini,
tidak boleh diam. Mereka harus berada di barisan terdepan dalam membela
keadilan sosial," tegasnya.
Turut hadir sebagai narasumber utama Drs. Peni Suparto,
M.A.P., Wali Kota Malang periode 2003–2013, yang turut memberi pandangan
mengenai pentingnya peran pemuda dalam menjaga semangat kebangsaan di tengah
tantangan zaman.
Ketua DPC GMNI Kabupaten Malang Syaifudin Zuhri, S.Pd
menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan membangkitkan kembali semangat juang
pemuda dan santri agar tidak kehilangan arah di tengah arus modernisasi. Ia
menegaskan bahwa kader GMNI harus mewarisi semangat perjuangan pendiri bangsa
berani berpikir, berani bertindak, dan tetap berpihak kepada rakyat.
Pewarta: Muhammad Ulil Albab, S.H.
Editor: Sutriyadi
