Notification

×

Iklan

Iklan

Self – Efficacy Sebagai Kunci Utama dalam Menghadapi Tantangan Hidup

Minggu, 11 Mei 2025 | 20.47 WIB Last Updated 2025-05-11T14:03:59Z

Fhadilatur Rosyidah Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Gresik. (Dok. Ybs)

OPINI.CO. GRESIK - Pernahkah kamu meragukan diri sebelum mencoba hal-hal baru? Misalnya, ketika harus berbicara di depan banyak orang, mencoba pekerjaan baru, atau bahkan mengambil keputusan penting dalam hidup. Perasaan ragu dan takut gagal adalah hal yang normal, namun yang membedakan adalah seberapa jauh kita percaya pada kemampuan diri kita untuk menghadapi tantangan itu. Di sinilah konsep efikasi diri berperan penting. Bandura berpendapat bahwa keyakinan terhadap efikasi seseorang adalah dasar dari tindakan manusia. Mereka yang yakin bahwa mereka mampu melakukan sesuatu memiliki potensi untuk mempengaruhi kondisi di sekitar mereka, sehingga lebih cenderung bertindak dan mencapai kesuksesan dibandingkan dengan yang memiliki efikasi diri rendah (Feist, 2010).


Seringkali, efikasi diri dikaitkan dengan kepercayaan diri dan harga diri. Walaupun ketiga istilah tersebut saling berkaitan, masing-masing memiliki perbedaan yang signifikan (Marddiyah, 2022).


Konsep efikasi diri berakar pada teori yang dikemukakan oleh Bandura. Dalam kerangka teori kognitif sosialnya, Perceived self-efficacy merujuk pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan yang diperlukan dalam situasi yang akan datang. Keyakinan ini mempengaruhi cara orang berpikir, perasaan, motivasi, dan tindakan mereka. Dengan kata lain, efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang sesuai dengan situasi yang diinginkannya. Efikasi diri mempengaruhi cara orang berpikir, merasakan, memotivasi diri, dan bertindak (Bandura, 1995). Selain itu, efikasi diri juga diartikan sebagai persepsi seseorang dalam mengendalikan diri, yang mencerminkan keyakinan mereka bahwa mereka mampu melakukan suatu tindakan (Feist dan Feist, 2008).


Apa yang membuat efikasi diri menarik? Perannya yang beraneka ragam dalam kehidupan sehari-hari. Efikasi diri sangat penting bagi mahasiswa karena berfungsi sebagai pondasi utama dalam menentukan keberhasilan akademik dan perkembangan diri selama masa kuliah. Keyakinan mahasiswa terhadap kemampuannya untuk merencanakan, melaksanakan, dan menyelesaikan tugas akademik dengan baik mempengaruhi motivasi, ketekunan, dan cara mereka menghadapi tantangan belajar. Mahasiswa yang memiliki efikasi diri tinggi biasanya lebih gigih dalam menyelesaikan tugas, tidak mudah menyerah meski menghadapi kesulitan, serta lebih efisien dalam mengatur waktu dan strategi belajar. Mereka juga lebih baik dalam menghadapi stres dan menghindari depresi, yang berujung pada peningkatan kualitas hidup dan produktivitas. Sebaliknya, rendahnya efikasi diri cenderung membuat mahasiswa merasa takut dan kurang berusaha ketika menghadapi tantangan, sehingga bisa berujung pada sikap pesimis, putus asa, dan mudah menyerah.

Bandura (1997) mengungkapkan bahwa terdapat tiga aspek yang membedakan efikasi diri individu, yaitu level, strength, dan generality, yang dapat bervariasi di antara individu dalam menunjukkan tindakan terhadap tugas yang dihadapi.


Level (tingkat kesulitan yang dihadapi). 


Aspek ini merujuk pada variasi perilaku yang muncul berdasarkan tingkat kesulitan dari masing-masing tugas yang dihadapi. Kepercayaan diri individu tidak terbatas pada level tugas tersebut, melainkan juga pada cara pandang individu mengenai kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas. Mereka yang memiliki kepercayaan diri rendah cenderung menganggap tugas sebagai penghalang, sementara mereka yang memiliki kepercayaan diri tinggi hanya akan merasa mampu pada tugas yang dianggap mudah dan sesuai dengan kemampuan mereka. Tugas yang dianggap sulit dan di luar kemampuan dapat memicu perilaku menghindar (Bandura, 1986 dalam Christian dan Moningka, 2012). Sebaliknya, ada juga individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi pada setiap jenis tugas, dan merasa mampu meski harus menghadapi tantangan yang berat (Bandura, 1997).


Generalitas (Ruang Lingkup Perilaku)


Aspek ini menguraikan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh pemahamannya tentang seberapa luas kemampuannya dalam mengatasi berbagai situasi. Seseorang dapat merasa percaya diri dalam beragam aktivitas atau hanya pada beberapa aktivitas tertentu. Variasi situasi dapat menimbulkan respons yang berbeda, yang bisa meliputi kesamaan dalam aktivitas, potensi di mana kemampuan individu dapat ditunjukkan (perilaku, kognitif, afektif), manfaat dari situasi yang dihadapi, dan karakteristik orang-orang yang menjadi subjek atau tim yang terlibat dengan individu. Beberapa pengalaman dapat membatasi ekspektasi terhadap kemampuan, sementara individu yang meyakini bahwa tingkat kepercayaan dirinya tinggi akan mampu melewati situasi serupa di masa depan (Bandura, 1977).


Kekuatan (Kepercayaan Diri dalam Menyelesaikan Tugas)


Pada aspek ini, fokusnya adalah pada keyakinan individu tentang kemampuan mereka, yang memungkinkan mereka untuk bertahan dalam menghadapi situasi dan tetap gigih. Keyakinan yang kuat akan kemampuan seseorang dapat membantu mereka mencapai sasaran atau menyelesaikan tugas yang dihadapi, sementara kepercayaan yang lemah bisa memudarkan semangat dan menghalangi tindakan, apalagi jika tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Di sisi lain, individu yang memiliki keyakinan kuat akan kemampuannya cenderung bertahan meski menghadapi banyak tantangan dan rintangan. Mereka yang memiliki kepercayaan diri tinggi biasanya juga lebih gigih dan percaya diri bahwa tindakan yang diambil akan membuahkan hasil yang baik.


Sebagai mahasiswa psikologi, peran mereka sangat penting dalam memahami dan mengembangkan kepercayaan diri di kalangan mahasiswa secara lebih luas. Sebagai calon profesional yang mempelajari perilaku, motivasi, dan proses psikologis, mereka memiliki kemampuan khusus untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri mahasiswa dalam menghadapi tantangan akademik atau aspek kehidupan sehari-hari. Peran ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga harus diwujudkan melalui pendampingan, pelatihan, dan intervensi psikologis yang sesuai dan efektif.


Menyadari pentingnya kepercayaan diri bukan hanya soal memiliki keyakinan sesaat, tetapi juga tentang membangun dasar mental yang kuat untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan dengan percaya diri dan ketahanan. Tanpa kepercayaan diri yang solid, potensi besar yang dimiliki mahasiswa akan terhambat oleh keraguan dan ketakutan yang tidak beralasan. Oleh karena itu, kini saatnya untuk menjadikan pengembangan kepercayaan diri sebagai prioritas utama, karena di situlah kunci untuk membuka jalan menuju kesuksesan, tidak hanya dalam aspek akademis, tetapi juga dalam perjalanan hidup yang penuh dengan dinamika dan perubahan. Jangan biarkan keraguan menghalangi langkah, percayalah pada kemampuan diri, dan saksikan bagaimana dunia mulai membuka peluang terbaik.


*) Kolom opini.co menerima tulisan opini atau karya sastra untuk umum. Panjang naskah opini maksimal 750 kata.


*) Sertakan: riwayat hidup singkat, nama akun medsos, beserta foto cakep, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.


*)Naskah dikirim ke alamat e-mail soearamedianasional@gmail.com.


*)Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co.


*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co.

×
Berita Terbaru Update