![]() |
Fhadilatur Rosyidah Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Gresik. (Dok. Ybs) |
OPINI.CO. GRESIK - Pernahkah kamu meragukan diri sebelum mencoba
hal-hal baru? Misalnya, ketika harus berbicara di depan banyak orang, mencoba
pekerjaan baru, atau bahkan mengambil keputusan penting dalam hidup. Perasaan
ragu dan takut gagal adalah hal yang normal, namun yang membedakan adalah
seberapa jauh kita percaya pada kemampuan diri kita untuk menghadapi tantangan
itu. Di sinilah konsep efikasi diri berperan penting. Bandura berpendapat bahwa
keyakinan terhadap efikasi seseorang adalah dasar dari tindakan manusia. Mereka
yang yakin bahwa mereka mampu melakukan sesuatu memiliki potensi untuk
mempengaruhi kondisi di sekitar mereka, sehingga lebih cenderung bertindak dan
mencapai kesuksesan dibandingkan dengan yang memiliki efikasi diri rendah
(Feist, 2010).
Seringkali, efikasi diri dikaitkan dengan
kepercayaan diri dan harga diri. Walaupun ketiga istilah tersebut saling
berkaitan, masing-masing memiliki perbedaan yang signifikan (Marddiyah, 2022).
Konsep efikasi diri berakar pada teori yang
dikemukakan oleh Bandura. Dalam kerangka teori kognitif sosialnya, Perceived
self-efficacy merujuk pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk
merencanakan dan melaksanakan tindakan yang diperlukan dalam situasi yang akan
datang. Keyakinan ini mempengaruhi cara orang berpikir, perasaan, motivasi, dan
tindakan mereka. Dengan kata lain, efikasi diri adalah keyakinan seseorang
terhadap kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang sesuai
dengan situasi yang diinginkannya. Efikasi diri mempengaruhi cara orang
berpikir, merasakan, memotivasi diri, dan bertindak (Bandura, 1995). Selain
itu, efikasi diri juga diartikan sebagai persepsi seseorang dalam mengendalikan
diri, yang mencerminkan keyakinan mereka bahwa mereka mampu melakukan suatu
tindakan (Feist dan Feist, 2008).
Apa yang membuat efikasi diri menarik? Perannya
yang beraneka ragam dalam kehidupan sehari-hari. Efikasi diri sangat penting
bagi mahasiswa karena berfungsi sebagai pondasi utama dalam menentukan
keberhasilan akademik dan perkembangan diri selama masa kuliah. Keyakinan
mahasiswa terhadap kemampuannya untuk merencanakan, melaksanakan, dan
menyelesaikan tugas akademik dengan baik mempengaruhi motivasi, ketekunan, dan
cara mereka menghadapi tantangan belajar. Mahasiswa yang memiliki efikasi diri
tinggi biasanya lebih gigih dalam menyelesaikan tugas, tidak mudah menyerah
meski menghadapi kesulitan, serta lebih efisien dalam mengatur waktu dan
strategi belajar. Mereka juga lebih baik dalam menghadapi stres dan menghindari
depresi, yang berujung pada peningkatan kualitas hidup dan produktivitas.
Sebaliknya, rendahnya efikasi diri cenderung membuat mahasiswa merasa takut dan
kurang berusaha ketika menghadapi tantangan, sehingga bisa berujung pada sikap
pesimis, putus asa, dan mudah menyerah.
Bandura (1997) mengungkapkan bahwa terdapat tiga
aspek yang membedakan efikasi diri individu, yaitu level, strength, dan
generality, yang dapat bervariasi di antara individu dalam menunjukkan tindakan
terhadap tugas yang dihadapi.
Level (tingkat kesulitan yang dihadapi).
Aspek ini merujuk pada variasi perilaku yang
muncul berdasarkan tingkat kesulitan dari masing-masing tugas yang dihadapi.
Kepercayaan diri individu tidak terbatas pada level tugas tersebut, melainkan
juga pada cara pandang individu mengenai kemampuan yang dimiliki untuk
menyelesaikan tugas. Mereka yang memiliki kepercayaan diri rendah cenderung
menganggap tugas sebagai penghalang, sementara mereka yang memiliki kepercayaan
diri tinggi hanya akan merasa mampu pada tugas yang dianggap mudah dan sesuai
dengan kemampuan mereka. Tugas yang dianggap sulit dan di luar kemampuan dapat
memicu perilaku menghindar (Bandura, 1986 dalam Christian dan Moningka, 2012).
Sebaliknya, ada juga individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi pada setiap
jenis tugas, dan merasa mampu meski harus menghadapi tantangan yang berat
(Bandura, 1997).
Generalitas (Ruang
Lingkup Perilaku)
Aspek ini menguraikan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh pemahamannya tentang seberapa luas kemampuannya dalam mengatasi
berbagai situasi. Seseorang dapat merasa percaya diri dalam beragam aktivitas
atau hanya pada beberapa aktivitas tertentu. Variasi situasi dapat menimbulkan
respons yang berbeda, yang bisa meliputi kesamaan dalam aktivitas, potensi di
mana kemampuan individu dapat ditunjukkan (perilaku, kognitif, afektif),
manfaat dari situasi yang dihadapi, dan karakteristik orang-orang yang menjadi
subjek atau tim yang terlibat dengan individu. Beberapa pengalaman dapat
membatasi ekspektasi terhadap kemampuan, sementara individu yang meyakini bahwa
tingkat kepercayaan dirinya tinggi akan mampu melewati situasi serupa di masa
depan (Bandura, 1977).
Kekuatan (Kepercayaan
Diri dalam Menyelesaikan Tugas)
Pada aspek ini, fokusnya adalah pada keyakinan
individu tentang kemampuan mereka, yang memungkinkan mereka untuk bertahan
dalam menghadapi situasi dan tetap gigih. Keyakinan yang kuat akan kemampuan
seseorang dapat membantu mereka mencapai sasaran atau menyelesaikan tugas yang
dihadapi, sementara kepercayaan yang lemah bisa memudarkan semangat dan
menghalangi tindakan, apalagi jika tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Di
sisi lain, individu yang memiliki keyakinan kuat akan kemampuannya cenderung
bertahan meski menghadapi banyak tantangan dan rintangan. Mereka yang memiliki
kepercayaan diri tinggi biasanya juga lebih gigih dan percaya diri bahwa
tindakan yang diambil akan membuahkan hasil yang baik.
Sebagai mahasiswa psikologi, peran mereka sangat
penting dalam memahami dan mengembangkan kepercayaan diri di kalangan mahasiswa
secara lebih luas. Sebagai calon profesional yang mempelajari perilaku,
motivasi, dan proses psikologis, mereka memiliki kemampuan khusus untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri mahasiswa
dalam menghadapi tantangan akademik atau aspek kehidupan sehari-hari. Peran ini
tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga harus diwujudkan melalui
pendampingan, pelatihan, dan intervensi psikologis yang sesuai dan efektif.
Menyadari pentingnya
kepercayaan diri bukan hanya soal memiliki keyakinan sesaat, tetapi juga
tentang membangun dasar mental yang kuat untuk menghadapi setiap tantangan
kehidupan dengan percaya diri dan ketahanan. Tanpa kepercayaan diri yang solid,
potensi besar yang dimiliki mahasiswa akan terhambat oleh keraguan dan
ketakutan yang tidak beralasan. Oleh karena itu, kini saatnya untuk menjadikan
pengembangan kepercayaan diri sebagai prioritas utama, karena di situlah kunci
untuk membuka jalan menuju kesuksesan, tidak hanya dalam aspek akademis, tetapi
juga dalam perjalanan hidup yang penuh dengan dinamika dan perubahan. Jangan
biarkan keraguan menghalangi langkah, percayalah pada kemampuan diri, dan
saksikan bagaimana dunia mulai membuka peluang terbaik.
*) Kolom opini.co menerima tulisan opini atau karya sastra untuk umum. Panjang naskah opini maksimal 750 kata.
*) Sertakan: riwayat hidup singkat, nama akun medsos, beserta foto cakep, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*)Naskah dikirim ke alamat e-mail soearamedianasional@gmail.com.
*)Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co.
*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co.